Sebagai BUMN, Pegadaian memiliki sejarah panjang yang dimulai pada abad ke-18 ketika Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), mendirikan Bank Van Leening, sebuah lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Kemudian pemerintah Belanda mengeluarkan Staadsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang pada intinya mengatur bahwa pendirian pegadaian dimonopoli dan hanya pemerintah yang boleh menjalankan usaha tersebut. Sesuai dengan undang-undang tersebut, pegadaian pertama didirikan di Sukabumi (Jawa Barat) pada tanggal 1 April 1901 dan setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari jadi Pegadaian. Kini, Pegadaian telah bertransformasi menjadi badan usaha yang tidak hanya memberikan pinjaman atas dasar gadai, namun juga bisnis lain yang menguntungkan. Hingga akhir tahun 2008 terdapat lebih dari 2027 cabang Pegadaian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Logo Pegadaian timbangan keadilan. Moto Pegadaian adalah 'mengatasi masalah tanpa masalah'. Banyak cabang sekarang menawarkan layanan Syariah Islam di mana biaya administrasi dibebankan dan formula tarif yang kompleks digunakan untuk menghindari biaya riba. Layanan ini diperkenalkan pada tahun 2003 dan sejauh ini telah menarik 760.000 nasabah. Sebagai badan usaha milik negara, selain berperan sebagai badan usaha, Pegadaian juga memiliki kewajiban untuk mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah melalui kegiatan utama penyaluran kredit gadai. Kedua kegiatan tersebut menjadikan Pegadaian sebagai badan usaha yang unik. Pegadaian model konvensional telah beroperasi sejak tahun 1901. Kantor cabang pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Hingga Desember 2008 telah memiliki lebih dari 1.901 kantor cabang.